Negara Tetangga RI Juga Menghadapi Judi Online
Jakarta, Jpot4d Indonesia - Ternyata, masalah judi online juga bukan hanya dialami oleh Indonesia. Negara tetangga, Filipina, juga sedang berupaya menanggulangi penyebaran perjudian ilegal.
Sebagai catatan, Filipina sesungguhnya memperbolehkan operasi bisnis judi online, berbeda dengan yang terjadi di Indonesia. Namun, banyak perusahaan asal China yang beroperasi tanpa izin resmi di negara itu.
Ini karena China juga melarang praktik judi online di negaranya, sama seperti yang dilakukan oleh Indonesia. Sindikat kejahatan asal China akhirnya secara ilegal memanfaatkan Filipina untuk menjalankan usaha mereka.
Sekitar 250 hingga 300 perusahaan offshore asal China secara sembunyi-sembunyi beroperasi di Filipina tanpa memiliki izin, menurut laporan dari Reuters pada Jumat (14/6/2024).
Angka tersebut enam kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan 46 bisnis perjudian online yang terdaftar secara resmi di Filipina, menurut lembaga pengatur setempat.
"Selaras dengan aparat kepolisian, kami akan mengidentifikasi operator ilegal ini dan menghentikan operasional mereka," ungkap Alejandro Tengco, Direktur Lembaga Hiburan dan Gaming (PAGCOR) di Filipina.
Perkembangan Industri Online Yang Sangat Pesat.
Industri permainan daring di Filipina telah mengalami perkembangan yang pesat sejak tahun 2016. Berbagai penyedia permainan judi online memanfaatkan adanya kelonggaran regulasi di negara tersebut untuk menarik perhatian masyarakat di China.
Puncaknya, jumlah operator judi online di Filipina mencapai 300, yang mempekerjakan lebih dari 300.000 tenaga kerja asal China. Namun, sejak terjadinya pandemi, peraturan perpajakan telah diperketat. Sebagai akibatnya, banyak perusahaan yang melaksanakan kegiatan operasional mereka secara sembunyi-sembunyi.
Pencarian terhadap bisnis perjudian online ilegal di Filipina dipicu oleh sejumlah permasalahan yang timbul. Beberapa contohnya meliputi perdagangan manusia, penyiksaan, penculikan, penipuan kartu kredit, dan investasi kripto yang tidak sah.
Pada bulan Maret yang lalu, pihak berwenang setempat berhasil menyelamatkan lebih dari 800 pekerja tanpa izin. Mereka berasal dari Filipina dan China, berdasarkan informasi yang dilaporkan oleh media lokal.
"Kami perlu menindak sindikat kriminal ini karena dampaknya yang merugikan ekonomi kita dan membentuk masyarakat yang korup," ungkap Menteri Pertahanan Gilbert Teodoro dalam pernyataan resminya.
